Dimensi spiritual dalam rehabilitasi narkoba |
World Health Organization (WHO) pada 1984 berpendapat,
dimensi spiritual sama penting dengan dimensi biologis, psikologis, dan sosial pada
proses dan program rehabilitasi yang dijalani oleh pasien pecandu narkoba.
APA atau The American Psychiatric Association
memadukan keempat dimensi di atas menjadi sebuah istilah yang disebut dengan paradigma
Biologis-Psikologis-Sosial-Spiritual (BPSS). Paradigma BPSS ini juga dikenal
dengan istilah Pendekatan Terapi Terpadu (Holistik)
Melibatkan dimensi spiritual sangat diperlukan
dalam proses rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Permasalahan kecanduan
narkoba bukan hanya berkaitan dengan problematika kematian, melainkan juga
menjadi masalah bagi kebahagiaan.
Dalam proses rehabilitasi narkoba, sinergi
antara dimensi spiritual dan dimensi kesehatan merupakan hal yang sangat vital.
Menurut Daniel X. Fremedmen dan Kowalski, J.A, terdapat dua dimensi utama yang
sangat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan manusia, yaitu dari
dimensi seorang yang berprofesi dalam bidang kedokteran jiwa (psikiatri) dan bidang
spiritual.
Inilah mengapa seorang spiritualis atau
rohaniawan juga diharapkan untuk memiliki kemampuan dalam melayani kesehatan
jiwa baik secara individual, keluarga, dan masyarakat (umat). Berbagai
penelitian telah membuktikan vitalnya bimbingan spritual dalam rehabilitasi
seorang pecandu narkoba.
Beragam kenyataan hidup juga telah menunjukkan
kepada kita mengenai keterkaitan antara faktor keyakinan beragama dengan
pemulihan seorang pecandu narkoba. Carel Gustav Jung berpendapat sebagaian
pasien pecandu narkoba ternyata memiliki keyakinan beragama yang sangat minim
bahkan blank/zonk/kosong sama sekali.