(Catatan
12, Memeringati HAS 1 Desember 2017)
1
Desember merupakan hari yang memiliki makna bagi teman-teman kita mengidap HIV
AIDS (ODHA = Orang dengan HIV/AIDS). Saya dari Yayasan Madani Mental Health Care
(MMHC) tidak akan banyak mengomentari betapa tingginya jumlah ODHA dan bagaimana
peran pemerintah dalam hal ini untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Saya
lebih tertarik untuk melihat sudut pandang ODHA. Tentunya menjadi ODHA bukan merupakan
sebuah rencana dan keinginannya. Hal tersebut terjadi semata-mata adalah takdir
Allah SWT. Dengan berbagai macam latar belakang.
Ada
yang menjadi ODHA karena perilaku negatif. Tetapi banyak juga yang kena
HIV/AIDS karena tindakan dan perilaku dari orang lain. Contoh, ibu rumah tangga
yang tidak tahu apa-apa. Tidak tahunya suaminya terkena HIV/AIDS akibat melakukan
tindakan perzinahan atau seks bebas yang ia lakukan saat keluar rumah.
Fenomena
ini menarik untuk dilihat sebagai sebuah sudut pandang pasien terhadap penyakit
yang sangat luar biasa ini. Tidak ada sebuah peristiwa yang kebetulan. Allah
mentakdirkan seseorang terkena penyakit, baik penyakit yang menular ataupun
yang tidak. Allah mentakdirkan kita sehat ataupun sakit.
Allah
mentakdirkan segala sesuatu yang kita sukai atau benci. Semua pasti ada hikmah
di dalamnya. Bagaimana ketika kita mendapatkan penyakit yang disebut banyak
orang sebagai sebuah penyakit kutukan dan tidak bisa disembuhkan.
Tentunya
kita perlu menyikapi ini dengan positif. Allah SWT ingin membuat kita lebih
dekat. Maka apa yang perlu kita kuatkan kepada ODHA? Yang pertama adalah kita
kuatkan mental mereka.
Hal
ini agar daya tahannya (imunnya) kuat. Keadaan tersebut juga bisa menjadi jalan
untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Banyak jalan beribadah kepada Allah.
Dengan berbagai macam ibadah. Kita bisa salat, sedekah, atau berbuat baik
kepada orang lain.
Apapun
amal ibadah kita, jika di dalam hati kita terbersit riya dan sombong maka
ibadah itu tidak ada artinya di hadapan Allah SWT. Penyakit yang mungkin saat
ini menjadi bagian dari perjalanan kehidupan kita. Kita mengidap HIV/AIDS. Jadikanlah
hal tersebut sebagai cara kita untuk lebih dekat kepada Allah.
Ibadah
yang terbaik adalah ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, tidak riya, dan tidak sombong.
Kita bisa menyikapi sebuah peristiwa sakit sebagai jalan beribadah kepada Allah
SWT.
Maka
pantas ketika kita sampaikan kepada mereka yang terkena HIV/AIDS (ODHA) sedang
diberikan sebuah kado terindah. Suatu hal yang Allah berikan supaya mereka
hidup lebih menjadi terarah, berpikir lebih fokus, dan ibadah semakin meningkat.
(Editor:
Mohamad Istihori)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar