Sabtu, 03 Juni 2017

Hati Buta dalam Dada



(Reportase Ke-3, Pesantren Ramadhan Bersama Habib Fuad Salim, LC. di SMK Bistek, Bekasi, 3 Juni 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Sadarkah kita, bahwa sebelum para ilmuan dari abad 15 M sampai abad terkini melahirkan berbagai konsep dan teori mereka mengenai bumi, alam semesta, dan semua kejadian yang berkaitan dengannya, pada abad 16 M Rosulullah Muhammad Saw telah menjelaskan kepada penduduk Mekah dan Madinah kala itu bahwa Allah telah menciptakan bumi dan langit dengan padu.


Allah berfirman dalam surat al Haj ayat 46, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada”.


Mata kita dapat melihat. Kita dapat membaca informasi dari berbagai sumber mengenai berbagai teori penciptaan alam semesta yang ternyata amat sesuai dengan yang telah dipaparkan dalam al Quran baik secara tersurat atau tersirat.

Telinga kita bisa mendengar. Kita dapat mendengar berita atau apapun dari berbagai media terkini bahwa apa yang dikatakan Rosulullah pada abad 16 M justru dibuktikan oleh para ilmuwan masa kini dengan berbagai bantuan teknologi yang sudah sangat canggih.

Kalau kita adalah masyarakat yang hidup pada abad 16 M, lalu Rosulullah Muhammad menjelaskan berbagai pengetahuan alam semesta tanpa beliau sendiri pernah kuliah dan bahkan beliau juga tidak pernah melakukan penelitian alam dengan bantuan teknologi canggih seperti saat ini.

Maka sungguh bagi orang yang hati di dalam dadanya tidak buta akan sangat meyakini bahwa apa yang beliau sampaikan bukanlah ucapan beliau, teori yang beliau lontarkan bukanlah karangan beliau melainkan benar-benar berasal dari Tuhan Yang Maha Menciptakan Seluruh Alam.

Teramat banyak manusia yang buta hati di dalam dadanya karena mereka sudah tahu al Quran yang Rosulullah sampaikan benar-benar berasal dari Tuhan tapi manusia banyak yang mengingkari kebenaran al Quran.

(Mohamad Istihori, Jakarta, 4 Juni 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar