Rabu, 31 Mei 2017

Kepedulian Keluarga Menyelamatkan ED dari Candu Narkoba



Oleh: Mohamad Istihori

Perjalanan menuju kediaman Sahabat Madani yang satu ini dapat dikatakan membutuhkan perjuangan. Saya bersama Ust. Hasan (salah satu konselor Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care/MMHC) harus berjalan memutar karena jembatan utama masih dalam tahap perbaikan.


Saya dan Ust. Hasan berangkat dari rumah saya pada pukul 16.00 WIB, Ahad, 28 Mei 2017. Tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Tepat adzan Magrib dikumandangkan. Kami pun langsung tutup puasa di kediaman Ust. Yanto.


Usai jama`ah sholat taraweh kembali ke rumah mereka masing-masing kami bertiga berkunjung ke rumah salah seorang Sahabat Madani. Sebut saja ia dengan inisial ED. Usia ED sekarang sekitar 25 tahun.

ED sampai saat ini belum juga mendapatkan pekerjaan. Aktivitas sehari-hari yang pengangguran inilah kemudian yang menjebloskan ia pada lubang hitam narkoba. Selain alkohol ED juga merupakan pemakai narkoba jenis ganja.

Usianya yang masih tergolong muda ditambah lagi dampak buruk pemakaian narkoba membuat ED kerap kali kehilangan kendali untuk mengontrol emosinya. Setiap kali berkumpul dengan teman atau yang dikenal dengan istilah nongkrong ED tidak pernah lepas dari kebiasaannya menenggak miras.

Memang permasalahan miras di kampung tempat ED tinggal menjadi problem utama. Apalagi setiap ada pesta pernikahan di kampungnya, miras selalu menjadi pilihan utama anak-anak muda seusianya.

Dampak buruk lain dari kebiasaannya menenggak miras adalah ED sering merasa kondisi tubuhnya menjadi tidak fit seperti sedia kala. Untuk itu, saat ini ED terus melawan nafsunya yang selalu mengajaknya untuk kembali minum miras.

Setelah susah payah melamar kerja ke sana-ke mari, akhirnya ED mendapatkan pekerjaan. Meski tempat bekerjanya saat ini terbilang cukup jauh ED tetap bersyukur karena kini ia sudah memiliki kesibukan.

Dalam bekerja ED menjalani tiga shift. ED juga lebih memilih untuk mengontrak sebuah rumah bersama rekan sekerjanya yang lain. ED hanya pulang ke rumahnya ketika libur kerja yaitu pada hari Ahad.

Tak dapat ia pungkiri bahwa keinginan untuk memakai narkoba masih terus membayangi dirinya saat ini. ED merasa beruntung karena ia masih memiliki keluarga yang peduli dengan proses dan perjuangannya di dalam menjalani pemulihan.

Bagi ED keluarga adalah yang utama di dalam hidupnya. Tanpa kehadiran keluarga ED merasa tidak akan menjadi lebih baik seperti saat ini. Menjelang tengah malam kami bertiga pun pamit pada ED.

Gemericik air hujan menemani kami untuk kembali ke kediaman Ust. Yanto. Kami beristirahat sejenak sampai akhirnya datang waktu untuk sahur. Perjalanan kali ini memberikan pelajaran yang sangat berharga buat saya. Dan, semoga juga bagi ED.

(Jakarta, 31 Mei 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar