Oleh: Mohamad Istihori
Perjalanan menuju kediaman Sahabat Madani
yang satu ini dapat dikatakan membutuhkan perjuangan. Saya bersama Ust. Hasan
(salah satu konselor Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care/MMHC) harus
berjalan memutar karena jembatan utama masih dalam tahap perbaikan.
Saya dan Ust. Hasan berangkat dari rumah saya pada pukul 16.00 WIB, Ahad, 28 Mei 2017. Tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Tepat adzan Magrib dikumandangkan. Kami pun langsung tutup puasa di kediaman Ust. Yanto.
Usai jama`ah sholat taraweh kembali ke
rumah mereka masing-masing kami bertiga berkunjung ke rumah salah seorang
Sahabat Madani. Sebut saja ia dengan inisial ED. Usia ED sekarang sekitar 25
tahun.
ED sampai saat ini belum juga mendapatkan
pekerjaan. Aktivitas sehari-hari yang pengangguran inilah kemudian yang menjebloskan
ia pada lubang hitam narkoba. Selain alkohol ED juga merupakan pemakai narkoba
jenis ganja.
Usianya yang masih tergolong muda
ditambah lagi dampak buruk pemakaian narkoba membuat ED kerap kali kehilangan
kendali untuk mengontrol emosinya. Setiap kali berkumpul dengan teman atau yang
dikenal dengan istilah nongkrong ED tidak pernah lepas dari kebiasaannya
menenggak miras.
Memang permasalahan miras di kampung
tempat ED tinggal menjadi problem utama. Apalagi setiap ada pesta pernikahan di
kampungnya, miras selalu menjadi pilihan utama anak-anak muda seusianya.
Dampak buruk lain dari kebiasaannya
menenggak miras adalah ED sering merasa kondisi tubuhnya menjadi tidak fit
seperti sedia kala. Untuk itu, saat ini ED terus melawan nafsunya yang selalu
mengajaknya untuk kembali minum miras.
Setelah susah payah melamar kerja ke
sana-ke mari, akhirnya ED mendapatkan pekerjaan. Meski tempat bekerjanya saat ini
terbilang cukup jauh ED tetap bersyukur karena kini ia sudah memiliki
kesibukan.
Dalam bekerja ED menjalani tiga shift. ED
juga lebih memilih untuk mengontrak sebuah rumah bersama rekan sekerjanya yang
lain. ED hanya pulang ke rumahnya ketika libur kerja yaitu pada hari Ahad.
Tak dapat ia pungkiri bahwa keinginan
untuk memakai narkoba masih terus membayangi dirinya saat ini. ED merasa
beruntung karena ia masih memiliki keluarga yang peduli dengan proses dan
perjuangannya di dalam menjalani pemulihan.
Bagi ED keluarga adalah yang utama di
dalam hidupnya. Tanpa kehadiran keluarga ED merasa tidak akan menjadi lebih
baik seperti saat ini. Menjelang tengah malam kami bertiga pun pamit pada ED.
Gemericik air hujan menemani kami untuk
kembali ke kediaman Ust. Yanto. Kami beristirahat sejenak sampai akhirnya
datang waktu untuk sahur. Perjalanan kali ini memberikan pelajaran yang sangat
berharga buat saya. Dan, semoga juga bagi ED.
(Jakarta, 31 Mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar