Senin, 14 Agustus 2017

“Saya Sudah Tidak Takut Lagi...”

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Di sela-sela menyalakan api untuk memasak ubi hasil panen kami, karena kebetulan kompor yang kami gunakan habis gasnya jadi sambil menunggu gas datang kita putuskan memasaknya menggunakan kayu bakar saja. Tentunya ini akan menambah kesan dan keseruan tersendiri buat kami.

Sambil berusaha menyalakan api saya dan beberapa santri/klien Madani bercerita satu sama lain di depan tungku memasak yang menimbulkan asap. Banyak yang kami ceritakan dari yang satu ke yang lain. Bercerita tentang pengalaman yang berkesan tentang lingkungan pertemanan, sekolah, kuliah, keluarga, dan lain-lain.

Dalam ceritanya, salah satu santri Madani mengungkapkan bahwa dia sekarang merasa senang. Dia menganggap banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Dia merasa berbeda dengan dia beberapa bulan yang lalu.


Di antaranya, sekarang merasa sudah bisa berbicara dengan orang. Baik orang yang sudah dikenal ataupun orang yang baru dikenal. Sudah bisa berada di tempat yang ramai. Sudah bisa mengungkapkan apa yang diinginkan kepada orang lain dan sudah bisa melakukan aktivitas di luar rumah.

Dia mengungkapkan dirinya dulu sangat serba takut. Setiap ketemu orang pasti merasa takut. Baik orang yang dikenalnya maupun orang yang baru dikenal kecuali ibu. Setiap ketemu orang merasa orang itu tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mengetahui akan kejelekan-kejelekan dirinya. Mengejeknya dan ingin mencelakakannya.

Karena timbulnya perasan-perasan itu akhirnya dia tidak pernah keluar rumah. Aktivitasnya hanya dalam rumah, di kamar, nonton TV, mendengarkan musik, dan merokok. Setiap hari dia lalui seperti itu hanya berdiam di rumah.

Untuk kebutuhan yang diinginkan, biasanya meminta ke ibu. Jadi jika ingin sesuatu yang tidak ada di dalam rumah dia ungkapkan ke ibu. Nanti ibu yang mencari atau memberikan barang itu.

Menurutnya, kurang lebih tiga bulan dia tidak pernah keluar rumah. Tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain kecuali keluarga. Bahkan tidak pernah bertemu matahari. Artinya, tidak pernah merasakan sinar matahari secara langsung.

Hingga pada suatu hari, ibu tercintanya mengajak untuk berobat ke Jakarta dengan
rasa takut dan bingung. Ia merasa malu dan akhirnya dipaksakan berangkat ke Jakarta dan konsultasi ke dokter. Hasil konsultasi dokter menyarankan untuk ikut pembinaan di Madani Mental Health Care.

Walaupun awalnya begitu ragu dan takut. Tapi setelah satu hari ke hari berikutnya dilalui dan mulai merasakan perubahan yang ada pada dirinya. Setelah ikut pembinaan, rasa takut, bingung, dan rasa malunya berkurang.


Program pembinaanpun diikuti dengan penuh kesadaran dan keikhlasan karena merasa banyak manfaat yang didapatkan. Selain cerita di atas, banyak lagi cerita-cerita yang lain yang disampaikan santri Madani waktu itu. Nanti saya ceritakan di waktu yang lain. (Ditulis dalam kemacetan jalur Ciawi-Sukabumi pagi ini). (Haridz).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar