Tampilkan postingan dengan label fskm 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fskm 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Mei 2017

“Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu



(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga Madani 3 Bagian Ke-19  Bersama Bunda Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Para mantan pecandu ini memiliki sebuah periode yang dikenal dengan istilah ‘masa bulan madu’. Masa ini adalah ketika mereka baru menyelesaikan program rehabilitasi.


Pengantin yang sedang dalam periode bulan madu merasakan nikmatnya kehidupan. Hidup seperti tanpa beban dan masalah. Kepercayaan diri masih tinggi.


Demikian juga dialami oleh para mantan pecandu narkoba. Ketika baru menyelesaikan program rehab dia masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Masih memiliki pertahanan diri yang kuat dalam mengendalikan setiap trigger, pemicu, atau sugesti untuk make narkoba lagi.

Orang yang baru pulang jalan-jalan dan bersenang-senang akan sangat nyaman ketika pulang ke rumah. Level kebahagiaan masih tinggi karena usai jalan-jalan.

Reconnect Relationship



(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga Madani 3 Bagian Ke-14  Bersama Bunda Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Setiap orang selalu memiliki stres yang bertumpuk-tumpuk dalam kehidupan ini. Maka kita juga harus memahami karakter dan siapa diri kita sebenarnya.


Jadi, pengenalan terhadap diri sendiri tidak kalah penting dengan usaha kita untuk mengenal orang lain. Beberapa suami-istri saja belum tentu perform dalam hubungan mereka berdua.


Saya membuat pelatihan bertajuk ‘Reconnect Relationship’. Kita kadang merasa connect padahal sebenarnya nggak connect. Kita juga punya relationship tapi belum tentu juga sudah connect.

Ngomong nggak pernah nyambung. Belum lagi jika dilihat dari segi perbedaan struktur antara otak laki-laki dengan perempuan. Belum lagi dengan adik atau kakak kita yang beda jenis kelamin dengan kita.

Kita patut bersyukur karena yang kena masalah narkoba ini anak laki-laki kita. Saya menghadapi anak perempuan yang kecanduan narkoba itu masalahnya akan lebih kompleks dan ruwet lagi untuk diselesaikan.

Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?



(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga Madani 3 Bagian Ke-9  Bersama Bunda Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Saya sudah nggak mau lagi ada apapun yang mengganggu pemulihan saya. Baik itu dari polisi atau rumah sakit. Saya berlindung kepada Allah kalau harus melalui hal itu lagi.


Tapi itu level tersebut bisa saya capai setelah saya terus belajar dan latihan tentang pemulihan keluarga narkoba selama 20 tahun. Saya sudah berdamai dengan problem. Saya bisa seperti ini karena family support group.


Sekarang saya sudah bisa keluar rumah, bisa berpikir mau memakai baju mana yang pantas. Dulu sekitar 1994 atau 1995, sewaktu masih dalam alam penagihan, suka memakai sendal sebelah lain saking paniknya karena mendapat kabar dari polisi bahwa anak kita tertangkap karena narkoba.

Saya bergabung di YKPI dan FSG pada tahun 1998 sampai sekarang. Anak saya keluar-masuk rehab sebanyak empat kali. Saya sudah melewati kesatu, kedua, ketiga, sampai keempat pembelajaran mengenai pemulihan narkoba.

Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba


(Forum Silaturahmi Keluarga Madani 3 Bagian Ke-4  Bersama Bunda Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Para pecandu narkoba akan mengalami halusinasi karena mereka paranoid. Apalagi kalau mereka makenya sabu. Kuat itu paranoidnya. Kemudian mereka juga menjadi sangat sensi dan curigaan. Mereka merasa tidak apa-apa, merasa tidak memiliki masalah tapi dia suka curiga seperti curiga pasangannya selingkuh. Itu karena halusinasi tadi.


Kita mungkin berpikir orang yang paling kesepian adalah mereka yang ada di penjara. Ternyata para pecandulah orang yang paling kesepian di dunia ini. Mereka selalu merasa kosong. Makanya mereka mengisi segala kekosongan yang ada di dalam jiwa itu dengan memakai narkoba. Mereka menyangka dengan memakai narkoba maka selesailah semua masalah.


Para pecandu narkoba itu sebenarnya mau minta tolong, tapi tidak tahu mau minta tolong sama siapa. Maka semakin dia mau minta tolong maka semakin ia menambahkan dosis pemakaian narkobanya.

Maka sebagai keluarga mau tidak mau akan terlibat juga dalam masalah narkoba. Masalah keluarga ini antara lain adalah pengakuan bahwa keluarga juga berada dalam masalah. Pengakuan bahwa memang anak kita memakai narkoba.