Selasa, 26 September 2017

Modus Tumpukan Jeruk Busuk, Rumah Kontrakan, dan Rumah Buruh Bangunan


Kiranya sudah tidak mungkin lagi negara kita saat ini mampu untuk memberantas peredaran narkoba yang semakin merajalela, minimal kita jaga diri dan keluarga kita saja agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Belum lama ini, tepatnya pada Senin, 25 September 2017 kembali terungkap pengiriman 119 paket ganja dengan modus “tumpukan jeruk busuk” dengan menggunakan mobil Pikap. Sebagaimana dikutip oleh metrotvnews[dot]com, saat mobil Pikap itu melaju di atas Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan Polisi curiga dengan mobil tersebut.

Benar saja. Begitu diperiksa di balik tumpukan jeruk busuk tersebut ditemukan paket ganja sebanyak 119 buah. Polisi pun langsung menahan sopir Pikap tersebut dan sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan intensif.

Tak terbayangkan bagaimana jika paket sebanyak itu bisa lolos dari pengawasan petugas. Tentu akan semakin banyak korban penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba jenis ganja. Akan semakin banyak pula rakyat Indonesia yang perilaku dan mentalnya mengalami gangguan akibat ganja.

Senin, 14 Agustus 2017

“Saya Sudah Tidak Takut Lagi...”

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Di sela-sela menyalakan api untuk memasak ubi hasil panen kami, karena kebetulan kompor yang kami gunakan habis gasnya jadi sambil menunggu gas datang kita putuskan memasaknya menggunakan kayu bakar saja. Tentunya ini akan menambah kesan dan keseruan tersendiri buat kami.

Sambil berusaha menyalakan api saya dan beberapa santri/klien Madani bercerita satu sama lain di depan tungku memasak yang menimbulkan asap. Banyak yang kami ceritakan dari yang satu ke yang lain. Bercerita tentang pengalaman yang berkesan tentang lingkungan pertemanan, sekolah, kuliah, keluarga, dan lain-lain.

Dalam ceritanya, salah satu santri Madani mengungkapkan bahwa dia sekarang merasa senang. Dia menganggap banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Dia merasa berbeda dengan dia beberapa bulan yang lalu.

Minggu, 16 Juli 2017

Keturunan yang Menyedapkan Pandangan





Mat Semplur masih memiliki rasa penasaran terhadap nasihat Kiai Jihad kemarin yang sedikit membahas mengenai “qurrotu `ayun” (sedap dipandang mata).


“Jadi maksudnya keturunan yang sedang dipandang mata itu bagaimana sih, Kiai,” tanya Mat Semplur membuka obrolan santainya dengan Kiai Jihad.

“Kalau menurut pengetahuan saya yang terbatas ini sih begini, Plur,” ujar Kiai Jihad sambil menyeruput kopi hitamnya, “Lu harus pahamin dulu bahwa ‘pandangan mata’ di sini bukan terutama dalam arti fisik.”

“Tapi kalau memahaminya secara fisik boleh nggak, Kiai?” tanya Semplur si manusia ‘pentium dua’.

“Iya boleh-boleh aja. Cuma kalo elu selalu memahami setiap kata hanya pada makna fisiknya aja, itu ibarat elu sekolah kagak naik-naik kelas. Temen-temen elu dah pada mau lulus, #eh elu masih duduk di kelas atu aja,” ujar Kiai Jihad.

Obrolan santai itu mulai beranjak menjadi serius namun tetap dengan suasana yang santai. Sambil mendengarkan Kiai Jihad, Mat Semplur menghisap ‘rokok mini’. Begitu juga dengan Kiai Jihad sambil berucap sambil menghisap ‘rokok kelas beratnya’ yang tanpa memakai penyaring kayak knalpot racing.

Sabtu, 03 Juni 2017

Hati Buta dalam Dada



(Reportase Ke-3, Pesantren Ramadhan Bersama Habib Fuad Salim, LC. di SMK Bistek, Bekasi, 3 Juni 2017)

pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Sadarkah kita, bahwa sebelum para ilmuan dari abad 15 M sampai abad terkini melahirkan berbagai konsep dan teori mereka mengenai bumi, alam semesta, dan semua kejadian yang berkaitan dengannya, pada abad 16 M Rosulullah Muhammad Saw telah menjelaskan kepada penduduk Mekah dan Madinah kala itu bahwa Allah telah menciptakan bumi dan langit dengan padu.


Allah berfirman dalam surat al Haj ayat 46, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada”.


Mata kita dapat melihat. Kita dapat membaca informasi dari berbagai sumber mengenai berbagai teori penciptaan alam semesta yang ternyata amat sesuai dengan yang telah dipaparkan dalam al Quran baik secara tersurat atau tersirat.

Telinga kita bisa mendengar. Kita dapat mendengar berita atau apapun dari berbagai media terkini bahwa apa yang dikatakan Rosulullah pada abad 16 M justru dibuktikan oleh para ilmuwan masa kini dengan berbagai bantuan teknologi yang sudah sangat canggih.

Rabu, 31 Mei 2017

Kepedulian Keluarga Menyelamatkan ED dari Candu Narkoba



Oleh: Mohamad Istihori

Perjalanan menuju kediaman Sahabat Madani yang satu ini dapat dikatakan membutuhkan perjuangan. Saya bersama Ust. Hasan (salah satu konselor Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care/MMHC) harus berjalan memutar karena jembatan utama masih dalam tahap perbaikan.


Saya dan Ust. Hasan berangkat dari rumah saya pada pukul 16.00 WIB, Ahad, 28 Mei 2017. Tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Tepat adzan Magrib dikumandangkan. Kami pun langsung tutup puasa di kediaman Ust. Yanto.


Usai jama`ah sholat taraweh kembali ke rumah mereka masing-masing kami bertiga berkunjung ke rumah salah seorang Sahabat Madani. Sebut saja ia dengan inisial ED. Usia ED sekarang sekitar 25 tahun.

ED sampai saat ini belum juga mendapatkan pekerjaan. Aktivitas sehari-hari yang pengangguran inilah kemudian yang menjebloskan ia pada lubang hitam narkoba. Selain alkohol ED juga merupakan pemakai narkoba jenis ganja.

Usianya yang masih tergolong muda ditambah lagi dampak buruk pemakaian narkoba membuat ED kerap kali kehilangan kendali untuk mengontrol emosinya. Setiap kali berkumpul dengan teman atau yang dikenal dengan istilah nongkrong ED tidak pernah lepas dari kebiasaannya menenggak miras.