Jumat, 19 Mei 2017
Sabtu, 13 Mei 2017
Tembakau Gorila, Sabu, dan Madani
(Catatan Ke-5 Penyuluhan Bahaya Narkoba Madani & Peringatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad Saw di Masjid al Bina Apartment
Casablanca East Residence, 6-5-2017)
madanionline.org
– Ust. Samsul sangat prihatin dengan kondisi generasi muda saat ini. Dulu anak
kita saat masih SD atau SMP masih mudah untuk diajak masjid, mushollah, atau berbagai
tepat menuntut ilmu.
Sekarang keadaannya sudah jauh berbeda. Anak sekarang masih SD mungkin masih mau disuruh ngaji sama orang tuanya tapi begitu ia menginjak usia SMP sudah menolak dan bilang kalau sudah SMP merasa malu kalau harus masih terus mengaji.
Anak SMP
sekarang merasa tidak zaman atau tidak gaul kalau masih ngaji. Mereka lebih
memilih jadi anak motor dan nongkrong sana-sini.
Awalnya
ngopi hangat di pinggir jalan. Lama ke lamaan ada setan lewat kopi yang hangat
berganti menjadi “kopi dingin” (minuman keras/miras atau alkohol). Abis miras
dilanjut dengan ngisep ganja.
Pulang ke
rumah matanya merah dan ngomongnya pelo. Berhati-hatilah kalau sudah seperti
itu. Saat ini ada juga narkoba paling baru bernama Tembakau Gorila. Daya rusak
“Gorila” lebih cepat jika dibandingkan dengan ganja atau narkoba jenis lainnya.
Selasa, 09 Mei 2017
“Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-19 Bersama Bunda
Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Para
mantan pecandu ini memiliki sebuah periode yang dikenal dengan istilah ‘masa
bulan madu’. Masa ini adalah ketika mereka baru menyelesaikan program
rehabilitasi.
Pengantin yang sedang dalam periode bulan madu merasakan nikmatnya kehidupan. Hidup seperti tanpa beban dan masalah. Kepercayaan diri masih tinggi.
Demikian juga dialami oleh para mantan
pecandu narkoba. Ketika baru menyelesaikan program rehab dia masih memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Masih memiliki pertahanan diri yang kuat dalam
mengendalikan setiap trigger, pemicu, atau sugesti untuk make narkoba
lagi.
Orang yang baru pulang jalan-jalan dan
bersenang-senang akan sangat nyaman ketika pulang ke rumah. Level kebahagiaan
masih tinggi karena usai jalan-jalan.
Reconnect Relationship
(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-14 Bersama Bunda Meilani
Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Setiap
orang selalu memiliki stres yang bertumpuk-tumpuk dalam kehidupan ini. Maka
kita juga harus memahami karakter dan siapa diri kita sebenarnya.
Jadi, pengenalan terhadap diri sendiri tidak kalah penting dengan usaha kita untuk mengenal orang lain. Beberapa suami-istri saja belum tentu perform dalam hubungan mereka berdua.
Saya membuat pelatihan bertajuk ‘Reconnect
Relationship’. Kita kadang merasa connect padahal sebenarnya nggak connect.
Kita juga punya relationship tapi belum tentu juga sudah connect.
Ngomong nggak pernah nyambung. Belum
lagi jika dilihat dari segi perbedaan struktur antara otak laki-laki dengan
perempuan. Belum lagi dengan adik atau kakak kita yang beda jenis kelamin
dengan kita.
Kita patut bersyukur karena yang kena
masalah narkoba ini anak laki-laki kita. Saya menghadapi anak perempuan yang
kecanduan narkoba itu masalahnya akan lebih kompleks dan ruwet lagi untuk
diselesaikan.
Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-9 Bersama Bunda Meilani
Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Saya
sudah nggak mau lagi ada apapun yang mengganggu pemulihan saya. Baik itu dari
polisi atau rumah sakit. Saya berlindung kepada Allah kalau harus melalui hal
itu lagi.
Tapi itu level tersebut bisa saya capai setelah saya terus belajar dan latihan tentang pemulihan keluarga narkoba selama 20 tahun. Saya sudah berdamai dengan problem. Saya bisa seperti ini karena family support group.
Sekarang saya sudah bisa keluar rumah,
bisa berpikir mau memakai baju mana yang pantas. Dulu sekitar 1994 atau 1995,
sewaktu masih dalam alam penagihan, suka memakai sendal sebelah lain saking
paniknya karena mendapat kabar dari polisi bahwa anak kita tertangkap karena
narkoba.
Saya bergabung di YKPI dan FSG pada
tahun 1998 sampai sekarang. Anak saya keluar-masuk rehab sebanyak empat kali.
Saya sudah melewati kesatu, kedua, ketiga, sampai keempat pembelajaran mengenai
pemulihan narkoba.
Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
(Forum Silaturahmi Keluarga Madani 3 Bagian Ke-4 Bersama Bunda Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
pusatrehabilitasinarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Para
pecandu narkoba akan mengalami halusinasi karena mereka paranoid. Apalagi kalau
mereka makenya sabu. Kuat itu paranoidnya. Kemudian mereka juga menjadi sangat
sensi dan curigaan. Mereka merasa tidak apa-apa, merasa tidak memiliki masalah tapi
dia suka curiga seperti curiga pasangannya selingkuh. Itu karena halusinasi
tadi.
Kita mungkin berpikir orang yang paling kesepian adalah mereka yang ada di penjara. Ternyata para pecandulah orang yang paling kesepian di dunia ini. Mereka selalu merasa kosong. Makanya mereka mengisi segala kekosongan yang ada di dalam jiwa itu dengan memakai narkoba. Mereka menyangka dengan memakai narkoba maka selesailah semua masalah.
Para pecandu narkoba itu sebenarnya mau
minta tolong, tapi tidak tahu mau minta tolong sama siapa. Maka semakin dia mau
minta tolong maka semakin ia menambahkan dosis pemakaian narkobanya.
Maka sebagai keluarga mau tidak mau akan
terlibat juga dalam masalah narkoba. Masalah keluarga ini antara lain adalah
pengakuan bahwa keluarga juga berada dalam masalah. Pengakuan bahwa memang anak
kita memakai narkoba.
Langganan:
Komentar (Atom)










